17 Maret 2011

Bercermin Pada Lebah

Belajar dari Kehidupan Lebah

      Lebah adalah makhluk Allah yang hidupnya dikenal bermasyarakat ( makhluk sosial ) bukan sendiri ( Soliter ), dari itu hendaknya kita harus selalu hidup bergotong royong dan tidak selalu mengghujat satu sama lain. sebab kepentingan umat ( sosial ) harus lebih diutamakan dari kepentingan pribadi. Lebah mempunyai sifat yang tidak pernah merusak dan makan makanan yang indah seperti sari petik bunga dan berbagai jenis buah-buahan. Lebah mengawinkan antara bunga jantan dan betina, sehingga terjadilah pembuahan. Lebah tidak pernah hinggap dan makan ditempat yang kotor ( sampah ). dari sini dapat pesan agar manusia hendaknya mencari rizki yang halal, baik untuk kepentingan jasmani maupun rohani. Sarang lebah menghasilkan madu yang sangat lezat rasanya dan berkhasiat bagi kesehatan manusia, yaitu obat bagi bermacam-macam penyakit. Sengatannya pun dapat dimanfaatkan sebagai obat, lebah tidak pernah mengganggu dan tidak pernah merusak lingkungan, baik manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan, tetapi jangan coba-coba diganggu oleh siapapun. sebagai manusia yang beriman hendaknya hidup dimanapun kita dapat memberikan manfaat bagi lingkungannya dan tidak merusak ekosistem yang ada. Sungguh pelajaran yang mulia dan berharga bila kita mau belajar dan berfikir.
Tidak diragukan lagi, Allah, Dia-lah yang menjadikan masing-masing dari puluhan ribu lebah tersebut bekerja harmonis tanpa henti, layaknya roda-roda gigi dalam sebuah mesin. Dalam sebuah ayat, Allah mengingatkan manusia tentang segala nikmat yang Allah berikan kepada manusia melalui hewan ciptaan-Nya : 
dalam firman Allah yang artinya : 
Dan Kami tundukkan binatang–binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat–manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur” ( QS. Yaasiin, 36 :72-73 ).
Lebah juga dikenal militan, memiliki hirarki komando yang lengkap didalam koloninya, seperti sebuah pasukan mujahidin. Dan jangan ditanya cara lebah mempertahankan dirinya ketika diganggu oleh makhluk lain, tidak peduli lawanya besar atau kecil, tanpa rasa takut sedikitpun sang lebah akan melawan membela dirinya sampai satu sengatan menancap pada tubuh lawanya. Tetapi jika sang lebah tidak diganggu, dengan hormat sang lebah pun akan menjauh dan membuka jalan bagi makhluk lain.

     Lebah pekerja menghabiskan waktunya setelah 3 hari pertama tersebut dengan merawat para larva. Saat mereka menjadi lebih dewasa, beberapa kelenjar sekresi dalam tubuh mereka mulai berfungsi; ini memungkinkan mereka untuk merawat larva. Seluruh tugas yang berhubungan dengan perawatan larva ini dikerjakan oleh lebah pekerja yamg berumur 3 sampai 10 hari. Mereka memberi makan sebagian larva dengan royal jelly, dan sebagian lagi dengan campuran madu-serbuk sari. Mahluk hidup yang baru lahir ini telah mengetahui tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memiliki pengetahuan untuk mengerjakannya dengan cara yang sangat profesional.
     Sang lebah berganti tugas saat ia tumbuh lebih dewasa. Ketika mencapai hari ke 10 dari masa hidupnya, kelenjar penghasil lilin dalam perut lebah pekerja mendadak telah matang sehingga ia mampu menghasilkan lilin. Pada saat itulah seekor lebah menjadi pekerja pembangun sel-sel penyimpan madu dengan menggunakan lilin. Begitulah, ini adalah bukti nyata bahwa setiap fase dalam hidupnya, lebah tunduk pada hikmah dan kekuasaan Penciptanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar