27 Mei 2011

Kehidupan Lebah

Tarian Lebah
     Tarian lebah merupakan cara lebah berkomunikasi, biasanya lebah menari didekat sarangnya. Tidak ada bedanya antara tarian lebah suatu daerah dengan tarian lebah daerah lainnya. Tidak seperti manusia menari, lebah menari dengan 3 gaya (pola tarian lebah) yaitu membuat lingkaran (pola melingkar), membuat bentuk bulan sabit (pola bulan sabit) dan melakukan gerakan-gerakan ekor. Faktor yang menentukan tarian lebah yaitu jarak sumber makanan dengan sarang lebah.

Siklus Hidup Lebah
Tahukah anda, lebah juga melakukan metamorfosis yang terdiri dari empat tahap kehidupan lebah. Yaitu:
  • Telur
  • Larva
  • Kepompong (pupa)
  • Dewasa (imago)
Setelah lebah bertelur dan telur tersebut menetas menjadi larva. Lebah soliter akan mencari dan memberikan makan larva sendiri dan biasanya mati atau meninggakan sarang sebelum larva menjadi dewasa. Lebah berkoloni akan menugaskan lebah pekerja untuk memberi makan larva berupa serbuk sari, nektar dan madu. Sebagian nektar akan dikumpulkan menjadi madu sebagai cadangan makanan. Setelah beberapa hari akan menjadi kepompong dan anak lebah.

Kehidupan Lebah

 "Kehidupan Lebah Madu"
      Lebah termasuk dalam klasifikasi serangga berkaki enam (hexapoda) dengan dua pasang sayap pendek. Lebah juga merupakan serangga sosial yang hidup berkelompok, dan setiap jenis lebah memiliki peran, tugas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Ada beberapa hal yang dapat diteladani dari serangga lebah, di antaranya, mereka adalah pekerja keras yang bekerja tidak hanya untuk diri mereka sendiri. Lebah menghasilkan madu jauh lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Madu hasil kerja keras koloni lebah ini merupakan sumber makanan yang bermanfat bagi tubuh manusia. Sekalipun tubuh mereka kecil, mereka mampu mengatur kerja sama yang erat. Setiap peran dan tanggung jawab mereka membutuhkan perhitungan dan perencanaan khusus. Ribuan lebah bekerja sama secara teratur dan terencana dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama. Dan mereka melaksanakannya tanpa kesalahan sedikit pun. Kerja sama yang erat demi satu tujuan utama inilah yang juga patut kita teladani.

Peran dan Tanggung Jawab
     Satu koloni lebah umumnya terdiri dari lebah pekerja, lebah jantan dan lebah ratu. Lebah pekerja bertanggung jawab mengerjakan seluruh tugas di dalam sarang. Sementara itu, lebah antan bertugas untuk mengawini lebah ratu, dan lebah ratu bertanggung jawab untuk menelurkan ribuan telur, yang menjadi cikal bakal koloni lebah baru.
Siklus hidup lebah mengalami metamorfosis, ia harus melewati beberapa tahapan sebelum menjadi lebah dewasa yang sempurna. Telur yang baru dikeluarkan lebah ratu akan menetas menjadi larva pada hari ke-tiga. Larva lebah membungkus dirinya sendiri menjadi kepompong. Pada tahap ini (hari ke- 4 sampai ke- 9), lebah pekerja dewasa akan memberi makan larva-larva muda dengan royal jelly (susu lebah) dan bee pollen (roti lebah). Pada hari ke-10, larva berubah menjadi pupa. Pada tahap ini, beberapa anggota tubuh lebah sudah mulai terbentuk, seperti mata, sayap, dan kaki. Pupa berubah menjadi lebah dewasa dari hari ke-16 hingga 24, bergantung pada jenis lebah yang akan muncul.

Lebah Pekerja
     Sejak lahir, lebah pekerja sudah mulai bekerja keras dan mengabdi pada koloninya. Seluruh lebah pekerja adalah betina, namun mereka tidak bertanggung jawab untuk menghasilan telur karena organ seksualnya tidak berkembang. Sepanjang hidupnya, lebah pekerja melakukan berbagai tugas yang berganti-ganti sesuai dengan proses perkembangan tubuh mereka. Saat kelenjar penghasil lilin dalam perut lebah pekerja matang, mereka mulai dapat menghasilkan lilin. Pada saat itulah seekor lebah menjadi pekerja membangun sel-sel segi enam penyimpan madu di dalam sarang. Lebah menghasilkan madu dari nektar bunga (cairan manis yang terdapat pada bunga) yang mereka kumpulkan. Bunga-bunga yang dipilih oleh lebah tidak sembarangan, karena lebah memiliki kemampuan untuk memilih nektar bunga yang berkualitas baik dan tidak mengandung racun. Selain itu, lebah pekerja memiliki sederet tanggung jawab lain. Mulai dari merawat larva, menjaga suhu, dan kelembaban sarang, hingga mencegah masuknya benda atau makhluk lain ke dalam sarang, guna menjaga kesterilan tempat tinggal mereka. 

Lebah Jantan
     Lebah jantan berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi dalam satu koloni. Jumlahnya hanya berkisar ratusan ekor. Pada dasarnya, lebah jantan hanya bertugas membuahi lebah ratu. Walaupun bentuk tubuhnya lebih besar daripada lebah pekerja, lebah jantan tidak memiliki umur yang panjang, karena mereka akan langsung mati setelah membuahi lebah ratu. Dan sepanjang hidupnya, lebah jantan hanya dapat kawin satu kali.

Lebah Ratu
    Lebah ratu adalah pemimpin dalam koloni lebah. Ia bertanggung jawab menghasilkan telur untuk perkembangan koloni yang dipimpinnya. Di dalam satu koloni, hanya ada seekor lebah ratu dan ia mampu bertelur hingga 2000 butir per hari.
Saat musim kawin, lebah ratu akan dibuahi oleh beberapa lebah pejantan. Perkawinan terjadi beberapa kali dengan lebah jantan yang berlainan sampai ratu merasa cukup memperoleh spermatozoa dan menyimpannya di dalam spermateka. Dua sampai tiga hari kemudian ratu mulai bertelur secara terus menerus sampai usianya mencapai 3 – 5 tahun atau sampai simpanan spermanya habis. Ternyata, ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari serangga seperti lebah. Mereka hidup dalam satu kesatuan sistem yang kokoh, bertanggung jawab penuh terhadap peran dan tugasnya masing-masing. Patut kita contoh bahwa mereka tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat, dan senantiasa melakukan hal-hal yang berguna bagi orang lain.
www.hdindonesia.com

14 Mei 2011

Bercermin Pada Lebah

Pengaturan Yang Luar Biasa Dalam Sarang Lebah

Kehidupan lebah di sarang dan pembuatan madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan masyarakat” lebah. Lebah harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan pengaturan yang luar biasa. Rancangan segienam dari petak-petak sarang lebah memungkinkan penyimpanan madu dalam jumlah terbanyak dengan bahan baku pembuatan sarang, yakni lilin, dalam jumlah paling sedikit. Lebah hanyalah serangga berukuran 1-2 cm dan ia melakukan perhitungan itu dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.

a.                  Pengaturan kelembapan dan pertukaran udara
Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki tingkat keawetan yang tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan keawetan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang haruslah 35 derajat celcius selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga pertukaran udara. Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur pertukaran udara di dalam sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang yang baku, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah pengatur pertukaran udara yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang. Perangkat pertukaran udara ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.

a.                  Penataan kesehatan
Upaya lebah untuk menjaga mutu madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat jaringan pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan berkembangnya bakteri. Tujuan utama penataan ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bertindak untuk mengusirnya dari sarang. Kehidupan lebah di dalam sarang serta pembuatan madu oleh mereka sangatlah menakjubkan. Lebah melakukan banyak “pekerjaan” dan mereka berhasil melakukannya dengan baik melalui pengaturan (pengorganisasian) yang luar biasa. Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan cara pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka menghasilkan suatu zat yang disebut “propolis” (yakni, getah lebah) untuk pembalsaman. Getah lebah ini dihasilkan dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada getah yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Getah lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, getah tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini menjadikan propolis sebagai zat terbaik untuk pembalsaman. Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebutlah yang terbaik? Bagaimana lebah menghasilkan suatu zat, yang hanya bisa dibuat manusia dalam laboratorium dan menggunakan teknologi, serta dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembalsaman akan mencegah hal ini ?
Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya
www.harunyahya.com